Renungan APP tgl 18 Maret 2021



 KAMIS Prapaska 4

“Kalau Aku bersaksi tentang diriKu sendiri, maka kesaksianKu itu tidak benar” (Yoh 5:31)

Majunya peradaban sebuah bangsa ditentukan dengan budaya yang dihidupinya. Misalnya saja negara Singapura memiliki budaya tertib, sehingga berbagai pelayanan umum dapat berjalan dengan lancar. Lain pula dengan bangsa Yahudi yang memiliki budaya untuk menghidupi warisan nilai-nilai hukum dan rohani dari nenek moyang, sehingga menciptakan masyarakat yang taat hukum dan agama. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Jawabannya dapat kita lihat dari pola hidup kita masing-masing.

Salah satu persoalan serius zaman sekarang adalah hoaksHoaks atau berita bohong dapat dengan mudah dialami oleh bangsa Indonesia. Mungkin saja dikarenakan bangsa Indonesia kurang memiliki budaya membaca. Inilah yang menyebabkan masyarakat dengan mudah menerima segala informasi sebagai kebenaran tanpa meninjau atau mengecek kebenarannya.

Istilah hoaks mungkin menjadi pola pemikiran dari bangsa Yahudi dan Farisi yang tidak percaya terhadap warta yang diberitakan oleh Kristus. Segala perkataan, pikiran, perasaan dan tindakan yang dilakukan Kristus berasal dari Allah. Oleh karena itu, jika kita percaya pada Kristus maka kita pun sedang beriman pada Allah Tritunggal. Nah, marilah kita meneladan Kristus sebagai pewarta kebenaran. Sudahkah ucapan, perbuatan, dan tingkah laku kita adalah sebuah kebenaran?

Sumber : kevikepandiy.org 

No comments:

Post a Comment