Renungan APP tgl 06 Maret 2021

 


SABTU Prapaska 2

“Ayah itu lari mendapatkan anaknya, lalu merangkul dan menciumi dia” (Luk 15” 20c)

Apakah memberikan pengampunan bagi orang yang bersalah kepada kita adalah sesuatu yang sulit untuk kita lakukan? Mungkin ada sebagian dari kita yang mengatakan,”Aku belum bisa memaafkannya. Hatiku sudah terlanjur sakit karena perbuatannya. Mengampuni dia? Kok enak, dia telah berbuat jahat dan menyakitiku.” Harus diakui bahwa memberikan pengampunan adalah sesuatu yang tidak selalu mudah kita lakukan, terlebih jika orang yang telah menyakiti hati adalah orang-orang terdekat atau yang kita kasihi: sahabat, suami, istri, anak, orang tua, teman kerja, dll. Seringkali rasa sakit karena dikhianati oleh orang yang begitu dekat dengan diri kita membekas begitu dalam.

Kutipan sabda hari ini ini mengajar kita untuk belajar memiliki hati seperti sang ayah yang berlari untuk mendapatkan, merangkul, dan mencium anaknya yang telah banyak berbuat salah. Tentu memiliki hati pemaaf seperti sang ayah bukanlah hal yang mudah. Mungkin sebagian dari kita masih harus berjuang dan masih berkata, “Oke, saya maafkan kesalahannya, tapi jangan harap aku bersedia untuk bertemu lagi dengannya.” Sebagai pengikut Kristus, kita senantiasa diundang untuk menimba kemurahan dan belas kasih dari HatiNya. Tidak peduli betapa dalam luka yang telah tergores dalam hati kita, sebagai pengikut Kristus yang diutus untuk mewartakan kasih, mendorong hati kita untuk senantiasa membuka pintu maaf dan merangkul semua orang dalam kerahiman. Adakah kesalahan orang yang perlu aku maafkan? Ataukah justru aku perlu memohon pengampunan, termasuk dengan menyambut sakramen tobat? “Kapankah terakhir kali aku menyambut sakramen pengampunan dosa?


Sumber : kevikepandiy.org 

No comments:

Post a Comment